A. Latar Balakang Masalah
Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu peristiwa yang sangat kompleks dan di dalamnya terdapat suatu proses belejar mengajar.
Kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang tak dapat dipisahkan. Belajar adalah kegiatan individu yang menerima pelajaran sedangkan mengajar merupakan kegiatan guru yang memberi segala fasilitas yang dibutuhkan oleh siswa sebagai peserta didik. Kedua unsur tersebut berjalan dalam suatu proses pendidikan. Proses pendidikan merupakan suatu rangkaian kegiatan yang mempunyai tujuan yaitu diperoleh hasil belajar yang optimal dan perubahan tingkah laku yang baik berupa kecakapan berpikir, sikap maupun keterampilan melakukan kegiatan tertentu.
Dalam kegiatan belajar mengajar guru sebagai seorang pendidik diharapkan untuk selalu berusaha seoptimal mungkin dalam mempersiapkan anak didik agar sanggup menghadapi perubahan-perubahan keadaan dalam kehidupan dunia yang senantiasa berubah, melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran yang logis dan rasional, kitis dan cermat, objektif, kreatif, efektif dan diperhitungkan secara analisis.
Dalam ilmu matematika guru diharapkan mampu mempersiapkan anak didik untuk menggunakan matematika secara fungsional dalam kehidupan sehari-hari dan dalam penerapanya pada ilmu pengetahuan.
Tujuan utama pengajaran matermatika ialah mentransfer belajar. Segala usaha dikerahkan agar peserta didik berhasil menguasai pengetahuan dan keterampilan matematika untuk dapat menyelesaikan masalah-masalah baik di matematika itu sendiri maupun di ilmu lain. Karena itu guru dituntut dalam setiap pembelajaran matematika mengaitkan materi pembelajaran yang diberikan dengan fungsi matematika yakni sebagai alat dalam melakukan perhitungan dan pengukuran dalam pola matematis, dan sebagai ilmu pengetahuan untuk dikembangkan lebih lanjut.
Mempelajari matematika sangat penting sehingga nantinya materi pelajaran yang akan kita berikan kepada peserta didik akan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Terlepas dari pendekatan yang digunakan kebanyakan guru akan cukup puas apabila saat pembelajaran siswa dapat menjawab pertanyaan dari guru pada awal pembelajaran atau akhir pembelajaran tanpa mempertimbangkan konsep dan model pembelajaran yang memberikan pemahaman yang baik.
Untuk meningakatkan pemahaman yang baik haruslah diupayakan model pembelajaran, strategi dan pendekatan pengajaran yang digunakan oleh guru dalam melakukan proses belajar mengajar.
Model pembelajaran yang sering digunakan sebagian besar guru dalam menyampaikan bahasan matematika secara aktif, tetapi siswanya sendiri bersifat pasif hanya duduk dan mendengarkan penjelasan guru ( Tim MKPBN UPI 2001: 103 ).
Marsinawatie (2000: 116 ) berpendapat:
“ Untuk dapat mengaktifkan siswa, guru selalu memberikan bentuk soal yang mengarah kepada jawaban yang divergen dan penyelidikan (investigasi) selain bentuk soal yang konvergen. Sedangkan untuk membiasakan siswa agar mampu menghadapi masalah dengan baik, guru hendaknya menyajikan pengajaran dengan menggunakan model pembelajaran dengan pendekatan masalah.
Investigasi kelompok dapat digunakan untuk membimbing siswa mampu berpikir sistematis, kritis, analitik, berpartisipasi aktif dakam belajar dan berbudaya kreatif melalui kegiatan untuk merasakan masalah-masalah dengan rangsangan-rangsangan pertanyaan dan dorongan untuk mencari informasi yang berkaitan dengan masalah yang hendak dipecahkan orton (Mursinawatie 2000 : 9) mengatakan dengan investigasi kelompok siswa akan belajar belajar aktif dan memberi kesempatan kepada siswa untuk berpikir sendiri dengan jalan itulah siswa dapat menyadari potensi dirinya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas masalah yang akan diteliti dirumuskan sebagai berikut:
1. Pengertian Investigasi
2. Bagaimana kemampuan pemahaman siswa dalam pengajaran materi dalil phytagoras dengan pendekatan investigasi kolompok di MTs AL-AMIN Tangerang ?
3. Apakah ada dampak negatif / positif dengan diterapkannya model pembelajaran matematika dengan pendekatan investigasi kelompok?.
C. Kerangka Pemikiran
Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku pada seseorang. Sudjana (2002:28) mengatakan: “ Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang sebagai proses hasil belajar dapat ditunjukkan dakam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya, ketermpilannya, kecakapan dan lain-lain aspek yang ada pada individu”.
Belajar yangt baik adalah belajar yang aktif, tetapi belajar yang tidak bisa dipaksakan oleh orang lain dan juga tidak bias dilimpahkan kepada orang lain. Untuk memotivasi agar siswa aktif memahami belajar sendiri diperlukan suatu proses-proses tersebut.
Hakikat matematika yaitu sebagai ilmu yang memiliki prasyarat (pemahaman sebelumnya). Jadi dalam pembelajaran matematika harus dikuasai materi sebelum belajar pokok bahasan berikutnya.
Russefendi (1991) mengatakan: Bahwa pengajaran matematika dibuat dalam usaha meningkatkan pengajaran matematika yang lebih mengutamakan kepada pengertian atau pemahaman sehingga matematika lebih mudah dipelajari dan lebih menarik.
Diantara perubahan hasil proses belajar mengajar kognitif yaitu adanya pemahaman dalam diri siswa terhadap materi yang telah dipelajarinya. Pemahaman tersebut merupakan kemampuan siswa dalam menghubungkan beberapa unsur yang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini pemahaman tidak sekedar tahu tetapi jiga diharapkan siswa belajar untuk memanfaatkan materi-materi yang telah dipahami sehingga dapat merealiasasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Pengajaran matematika akan berjalan dengan baik apabila menggunakan model pembelajaran yang tepat, sedangkan pembelajaran matematika disekolah pada umumnya masih terfokus pada guru salah satu contohnya adalah model pembelajaran klasikal yaitu guru berdiri didepan kelas sedangkan siswa duduk rapi ditempat masing-masing pembelajaran seperti ini sering terjadi di pedesaan-pedesaan yang kekurangan fasilitas (Saeful Bahri dan Aswan zain).
Sedangkan model pembelajaran yang lebih mengaktifkan siswa dan lebih mengutamakan proses belajar berfikir siswa, salah satu contohnya adalah model pembelajaran investigasi kelompok. Model pembelajaran ini penting bagi siswa untuk berfikir matematis, cermat dan logis.
0 Komentar: