Di dalam kehidupan sehari-hari, siswa tidak akan terlepas dari masalah mulai dari masalah yang sederhana sampai masalah yang kompleks. Suatu masalah dipandang sebagai masalah dan merupakan sesuatu yang bersifat relatif artinya suatu persoalan dianggap masalah oleh seseorang, belum tentu merupakan masalah bagi orang lain.
Sejalan dengan pernyataan tersebut, Bell (Kuswanto, 2005: 49) mengemukakan bahwa suatu situasi dikatakan masalah bagi seseorang jika ia menyadari keberadaan situasi tersebut, mengakui bahwa situasi tersebut memerlukan tindakan dan tidak dengan segera dapat menemukan pemecahannya. Berdasarkan pendapat tersebut, dapat dikatakan bahwa suatu situasi merupakan masalah bagi seseorang bila situasi itu baru ia temui dan situasi itu memerlukan tindakan penyelesaian yang belum diketahui prosedur penyelesaiannya.
Demikan juga dengan masalah dalam pembelajaran matematika, beberapa ahli telah mengemukakan pendapatnya, Hudoyo (Dardiri, 2007: 26) mengemukakan bahwa suatu pertanyaan merupakan masalah apabila pertanyaan tersebut menantang untuk dijawab yang jawabannya tidak dapat dilakukan secara rutin saja, lebih lanjut pertanyaan yang menantang ini menjadi masalah bagi seseorang bila orang itu menerima tantangan itu.
Sedangkan menurut Ruseffendi (1991: 336) suatu persoalan merupakan masalah bagi siswa:pertama, bila siswa belum mempunyai prosedur atau algoritma tertentu untuk menyelesaikannya; kedua, siswa harus mampu menyelesaikannya; dan ketiga, bila ada niat menyelesaikannya.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa suatu persoalan merupakan masalah dalam belajar matematika bila siswa belum memiliki metode tertentu untuk menyelesaikannya, siswa dituntut untuk mampu menyelesaikannya, dan siswa tertantang untuk menyelesaikan soal atau pertanyaan tersebut. Suatu pertanyaan akan menjadi masalah hanya jika pertanyaan itu menunjukkan adanya suatu tantangan (challenge) yang tidak dapat dipecahkan oleh suatu prosedur rutin (routine procedure) yang diketahui oleh siswa.
0 Komentar: